Analisis Puisi "DOA" karya Amir Hamzah dengan buku Ilmu Budaya Dasar Bab 5 Manusia dan Keindahan.
Oleh: Fahri Zaki Mubarok - 50421445 - Ilmu Budaya Dasar
Puisi "DOA" Karya Amir Hamzah Mengandung Makna Manusia dan Keindahan di dalam BAB 5
ABSTRAK
PEMBAHASAN
A. KEINDAHAN
Kata keindahan berasal dari kata
indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang
mempunyai sifat indah ialah segala hasil senj, pemandangan alam, manusia,
rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebaginya. Kawasan
keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai
pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu
keindahan (lapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia.
Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan
siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan adalah identik dengan
kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berani tidak indah. Karena itu
tiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasamya tidak benar. Sudah tentu
kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni.
Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang
diungkapkan.
a. APAKAH KEINDAHAN ITU?
a)
keindahan dalam arti yang luas
b) keindahan
dalam arti estetis mumi
Keindahan dalam arti luas mempakan pengertian semula dari bangsa Yunani (lulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagi sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang irul. Orang Yunani (lulu berbicara pula mengenai buah pikiran yang dan adat kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya 'symmetria' untuk keindahan berdasarkan penglihatan ( misalnya pada karya pahat dan arsitektur ) harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi keindahan seni keindahan alam keindahan moral keindahan intelektual.
Analisa puisi "DOA" Karya Amir Hamzah
B. RENUNGAN
(a). TEORI PENGUNGKAPAN
Dalil dari teori ini ialah bahwa
"Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan
dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami
oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.
(b). TEORI METAFISIK
Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang temnggi sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan mimemis (tiruan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato mengemukakan ide Ke-ranjangan yang abadi, asli dan sempurna ciptaan Tuhan. Kemudian dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang mempakan ide teninggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhimya seniman menin ranjang kayu iał dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah ünłan dari suatu timan lain sehingga benifat jauh dari kebenaran atau dapat menyesatkan. Kałena itu senimm tidak mendapat tempat sebagai warga dari negara Republik yang ideal menurut Plato.
Dalam jaman modem suatu teori seni lainnya yang juga bercorak dikemuküan oleh filsuf Arthur Schopenhauer (1788-1860). Menurut beliau seni adalah suatu bentuk dari pemahaman terhadap realita. Dan realita yang sejati adalah suatu keinginan (will) yang sementara. Dunia obyektif sebagai ide hanyalah wujud luar dari keinginan itu. Selanjutnya ide-ide itu mempunyai perwujudan sebagai benda-benda khusus. Pengetahuan sehari-hari adalah pengetahuan praktis yang bemubungan dengan benda-bénda itu. Tapi pengetahuay yang lebih tinggi kedudukannya, yakni yang diperoleh bilamana pikiran diarahkm kepú ide-ide dan merenungkannya demi ide-ide itu sendiri. Lkngan melalui perenungan semacam ini lahirlah karya seni. Seniman besar adalah seseorang yang mampu dengan perenungannya itu menembus segi-segi praktis dari benda-benda disekelilingnya dan sampai pada maknanya yang yakni memahami ide-ide dibaliknya.
Analisa puisi "DOA" Karya Amir Hamzah
(c). TEORI PSIKOLOGIS
Teori-teori metafisis dari para
filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang
ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, kaœna terlampau
abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik abad modem menelaah teori-teori
seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan
metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori
bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar
dari seseorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan bentuk terselubung
atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.
Suatu teori lain tentang sumber
seni ialah teori pemainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805)
dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni adalah
dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang.
Seni merupakan semacam pennainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental
manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Bagi
Spencer, permainan itu berperanan untuk mencegah kemampuan-kemampuan mental
manusia menganggur dan kemudian menciut karena disia-siakan. Seseorang yang
semakin meningkat taraf kehidupannya tidak memakai habis energinya untuk
keperluan sehari-hari, kelebihan tenaga itu lalu menciptakan kebutuhan dan
kesempatan untuk melakukan pennainan yang imaginatif dan kegiatan yang akhimya
menghasilkan seni. Teori pennainan tentang seni tidak sepenuhnya diterima oleh
para ahli estetik. pokok yang dapat diajukan ialah bahwa pennainan merupakan
suatu kreasi, padahal seni adalah kegiatan yang serius dan pada dasamya
kreatif.
Analisa Puisi "DOA" karya Amir Hamzah
Tidak terdapat bait-bait puisi "DOA" karya Amir Hamzah yang memiliki teori permainan menurut Freedrick Schiller, dikarenakan didalam puisi "DOA", Amir Hamzah tidak memerlukan dorongan batin untuk bermain-main untuk menghasilkan puisinya
Sebuah teroi
lagi yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah teori penandaan
(signification Theory) yang memandang seni sebagi suatu lambang atau tanda dari
perasaan manusia. Simbol atau tanda yang menyerupai atau mirip dengan benda
yang dilambangkan disebut iconic sigi (tanda serupa), misalnya tanda lalu limas
yang memperingatkan jalan yang berbelok-belok dengan semacam huruf Z adalah
suam tanda yang sempa atau mirip dengan keadaan jalan yang dilalui. Menurut
teori penandaan itu karya seni adalah iconic signs dari proses psikologis yang
berlangsung dalam diri manusia, khususnya tanda-tanda dari perasaannya. Sebagai
contoh sebuah lagu dengan irama naik turun dan alunan cepat lambat serta
akhimya bethenti adalah simbol atau tanda dari kehidupan manusia dengan
pelbagai perasaannya yang ada pasang atau sumt serta tergesa-gesa atau
santainya dan ada
Analisa Puisi "DOA" karya Amir Hamzah
Tidak terdapat bait-bait puisi "DOA" karya Amir Hamzah yang memiliki teori penandaan, karena tidak terdapat penandaan di dalam bait-bait puisinya.
C. KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata
serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar.
Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan,
ukuran dan seimbang.
Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian harus dipadukan warnanya bagian atas dengan bagian
bawah. Atau disesuaikan dengan kulimya. Apabila cara memadu itu kurang cocok,
maka akan memsak pemandangan. Sebaliknya, bila serasi benar akan membuat orang
puas karenanya. Atau orang yang berkulit hitam kurang pantas bila memakau baju
warna hijau, karena warna itu justru menggelapkan kulitnya.
Pertentanganpun menghasilkan
keserasian. Misalnya dalam dunla musik, pada hakekatnya irama yang mengalun itu
merupakan pertentangan suara tinggi rendah. panjang pendek, dan keras lembut.
Karena itu dalam keindahan ini,
sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada adalah sejumlah kualitas
/ pokok tenentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualita yang paling sering
disebut adalah kesatuan (unity). keselarasan (harmony), kesetangkupan
(symetry), keseimbangan (balance), dan keterbalikan (contrast). Selanjutnua
dalam hal keindahan itu dikatakan tersusun dari berbagai keselarasan dan
keterbalikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Tetapi ada pula
yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang serasi
dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Filsuf Ingris Herbert Read
merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dari hubungan-hubungan
bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauti is
unity of formal relations among our sence-perception). Pendapat lain menganggap
pengalaman estetik suatu keselarasan dinamik dari perenungan yang menyenangkan.
Dalam keselarasan itu seseorang memiliki perasaan-perasaan seimbang dan tenang,
mencapai cita rasa akan sesuatu yang terakhir dan rasa hidup sesaat di
tempat-tempat kesempumaan yang dengan senang hati ingin diperpanjangnya.
(a). TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF
TIE Liang Gie dalam bukunya garis
besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori
obyektif dan teori subyeküf.
Salah satu persoalan pokok dari
teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keirffllan. Apakah keindahan
merupakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alam
pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut
lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teori
subyektif. Pendukung teori obyekif adalah Plato, Hegel dan Bemard Bocanquat,
sedangkan pendukung teori subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan
Edmund Burke.
Teori obyektif berpendapat, bahwa
keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita)
yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, teflepas dari
orang yang mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah mengungkapkan sifat-sifat
indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk
menghubungkan. Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus manakah yang membuat
sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bemilai estetik, salah sanı jawaban
yang telah diberikan selama berabad-abad ialah perimbangan antara bagian-bagian
dalam benda indah ini. Pendapat lain menyatakan, bahwa nilai estetik itu tercipta dengan terpenuhinya asas-asas tenentu mengenai bentuk pada sesuatu
benda.
Analisa puisi "DOA" karya Amir Hamzah
Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda ini tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itli. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itü diartikan bahwa seseorang pengamat mempeıoleh sesuatu pengalaman estetik sebagai tanggapan terhadap benda indah ini.
Yang tergolong teori subyekif ialah yang memandang kcindahan dalanı suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran sescorang yang mcngamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati becandaan itu
Analisa Puisi "DOA" karya Amir Hamzah
(b) TEORİ PERIMBANGAN
Teori obyektif memandang keindahan
sebagai suatu kwalita dari benda-bcnda•. Kwalita bagaimana yang menyebabkan
sesuatu benda disebut indah tclah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori
perimbangan yang bertahan sejak abat) 5 sebelum Masehi sampai abab 17 di Empa.
Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
Teori perimbangan tentang
keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam ani yang lebih
terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka.
Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (yakni
mempunyai bağan-bagian). Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan
dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau pethandingan angka-angka.
Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan matematik yang cermat sebagaimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran propoısi temyata dapat diwujudkan dalam benda-benda bersusun yang indah. Bahkan Pythagoras yang mencetuskan teori proporsi itü menemukan bahwa macamnya nada yang dikeluarkan oleh seutas senar tergantung pada panjang senar im dan bahwa macamnya nada yang dikeluarkan oleh seutas senar akan menghasilkan susunan nada yang selams (yam indah di dengar), apabila panjangnya masing-masing senar itü mempunyai hubungan perimbangan bilangan-bilangan yang kecil misalnya 1:1, 1:2, 2:3 dan seterusnya. Jadi menurut teori proporsi ini keindahan terdapat dalam şuam benda yang bagian-bagiannya mempunyai hubungan sanı sama lain sebagai bilangan - bilangan kecil. Contoh visual untuk perimbangan yang menyenangkan dilihat dan karenanya disebut indah oleh bangsa Yunani dulu ialah bentuk empat persegi. elips yang masing-masing mempunyai proporsi I : I atau 3:5. Perimbangan itü dinamakan perbandingan keemasan (golden ratio).
Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke 17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut nıntuh karena desakan dari filsafat empirisme dan alimn-aliran tennasuk dalam seni. Bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya. Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang meœrangkannya dan setiap pikiran mdü'18 suatu keindahan yang berbeda-benda. Para senimm romantik umumnya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya dari tidak adanya keteramran, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak mungin disusun teori urnum tentang keindahan.
Komentar
Posting Komentar